Senin, 03 Oktober 2016

Papua Saudara Ku Dari Melanesia Dan Perbincangan Dunia

Pada 25-04-2016 di situs kaskus di muat pernyataan seorang pemuda asal papua, yang bernama JHON KOGOYA, tertulis dalam sebuah trit meng ungkapkan isi hatinya tentang persoalan papua. Pemuda itu mengatakan: ia dilahirkan ke Bumi tidak pernah merasa terjajah oleh siapapun, kebetulan lahir bukan masa penjajahan Belanda maupun Jepang. John merasa bebas kemana saja di seluruh pelosok Indonesia tampa gangguan apapun.
Jhon Kogoya mengatakan bahwa dia, tidak pernah diperlakukan Diskriminasi Oleh Saudara nya dari suku manapun. Bahkan Jhon Kogoya melihat banyak Saudara OAP (Orang Asli Papua) yg menikah dengan Suku lain selain Papua.

Jhon Kogoya menyebutkan, sudah pernah jalan ke berapa Negara Tetangga Wilayah Melanesia, dia belum pernah menemukan Negara manapun di Wilayah Malenesia yg lebih maju dan lebih sejahtera dari pada Papua. Bahkan Hampir seluruh kebutuhan dasar Warga PNG dipasok dari Papua. Karena Sodara kita di Melanesia sana dikuasai oleh org Asing kata Jhon Kogoya. Di kuasain bule au*sie mungkin yah,.

Jhon Kogoya menyatakan sangat cinta dan bangga kepada Papua, tetapi dia memrasa lebih Bangga sebagai bagian dari NKRI. Karena apabila wilayahnya hanya menjadi Papua maka Saya sangat kerdil. Tetapi apabila bersama NKRI, maka Jhon Kogoya merasa kaya. Dengan bersama NKRI, Jhon Kogoya, bisa merasa memiliki Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sumatera dll.

Dan dengan bersama NKRI Jhon Kogoya, bisa merasa punya Saudara ribuan Suku serta bemacam2 Agama di Indonesia. Karena NKRI dibentuk bukan atas dasar Ras, agama, Suku bangsa dll. Tapi NKRI dibentuk atas dasar Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu) dari catatan kaskus

Merdeka
Indonesia Pusaka

Papua Di Perbincangan Dunia

Baru baru ini, diplomat cantik asal Indonesia untuk misi tetap PBB, Nara Masista Rakhmatia, menjadi buah bibir, setelah mengkritik keras tudingan pelanggaran HAM di Papua Barat dalam forum resmi PBB. Di sosial media pun seminggu ini nama nara kerap di perbincangkan setelah kritik tajamnya solal papua yang di campuri oleh pimpinan dari negara lain.

Nara masista menyebut yang mencampuri persoalan papua, mencerminkan ketidakpahaman terhadap sejarah, situasi saat ini, dan perkembangan progresif Papua. Pernyataan Nara Masista Rakhmatia di PBB Menjawab Tekanan 6 Negara, 2 Presiden dan 4 Perdana Menteri mengenai persoalan papua, saat mewakili Indonesia di forum PBB.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
"Bapak Presiden, Indonesia hendak menggunakan hak jawab kami terhadap penyataan yang disampaikan Perdana Menteri Kepulauan Solomon dan Vanuatu.

Juga disuarakan Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Tonga. Terkait masalah-masalah di Papua, provinsi di Indonesia.

Indonesia terkejut mendengar di sidang yang penting ini, di mana para pemimpin bertemu di sini untuk membahas implementasi awal SDGs (The Sustainable Development Goals).

Transformasi dari tindakan kolektif kita, dan tantangan global lainnya seperti perubahan iklim, di mana negara Pasifik yang akan paling terdampak.

Para pemimpin tersebut memilih untuk melanggar piagam PBB dengan mengintervensi kedaulatan negara lain dan melanggar integritas teritorialnya.

Kami menolak mentah-mentah sindiran terus menerus dalam pernyataan mereka.

Itu jelas mencerminkan ketidakpahaman mereka terjadap sejarah situasi saat ini dan perkembangan progresif di indonesia, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta manuver politik yang tidak bersahabat dan retoris.

Pernyataan bernuansa politik mereka itu dirancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi-provinsi tersebut, yang begitu bersemangat mengganggu ketertiban umum dan melakukan serangan teroris bersenjata terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan.

Pernyataan negera-negara itu benar-benar melanggar tujuan dari piagam HAM PBB dan melanggar prinsip hukum internasional tentang relasi persahabatan antar negara serta kedaulatan dan integritas teritori suatu negara.

Saya ulangi, itu sudah melanggar kedaulatan dan integritas teritori suatu negara.

Hal itu sangat disesalkan dan berbahaya bagi negara-negara untuk menyalahgunakan PBB, termasuk sidang umum ini.

Negara-negara ini sudah menggunakan Majelis Umum PBB untuk mengajukan agenda domestik mereka.

Dan bagi beberapa negara untuk mengalihkan perhatian dari pesoalan politik dan persoalan sosial di negara mereka.

Negara-negara itu juga menggunakan informasi yang salah dan mengada-ada, dan membahayakan kredibilitas forum ini.

Komitmen Indonesia terhadap HAM tak perlu dipertanyakan lagi. Indonesia adalah pendiri Dewan HAM PBB.

Indonesia sudah menjadi anggota dewan tersebut selama tiga periode dan saat ini menjadi anggota untuk keempat kalinya.

Indonesia adalah penggagas komisi HAM antar pemerintah ASEAN.

Indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan instrumen utama HAM, semuanya terintegrasi dalam sistem hukum nasional kami dibanding hanya empat oleh negara Kepulauan Solomon, dan lima oleh negara Vanuatu.

Indonesia ada di antaranya segelintir negara yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM. Dan saat ini generasi keempat dari rencana tersebut dari 2015 sampai 2019.

Indonesia memiliki Komnas HAM yang aktif dan kuat sejak tahun 1993, masyarakat sipil yang aktif dan bebas.

Indonesia juga merupakan negara demokrasi yang dewasa di dalam fungsi-fungsinya, bersama dengan komitmen sangat tinggi terhadap promosi dan perlindungan HAM di semua level, hampir-hampir mustahil pelanggaran HAM terjadi tanpa diketahui dan diperiksa.

Bapak Presiden, kami tegaskan kembali ada mekanisme domestik di tingkat nasional di Indonesia, pada pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Ada pepatah di kawasan Asia Pasifik kami, yang mengatakan, "Ketika seseorang menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima Kasih."
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Berbagai gejolak serta goyangan untuk memecah belah NKRI tentu saja tidak akan pernah berhenti. Namun segala jenis goncangan baik dari dalam maupun luar negeri tersebut justru akan menjadikan kita menjadi Indonesia Yang tangguh , apabila kita tetap memegang erat tali persaudaraan dan tidak mau terpancing di pecah belah oleh orang lain.

Jayalah Indonesiaku Bersama Kita Berdiri Di Bumi Pertiwi NKRI